Powered by Blogger.

Apa itu "SOTOJI"?

Baiklah, sahabat Koki yang belum mengenal masakan instan SOTOJI akan kuberitahu apa itu Sotoji ?.



Sotoji” itu sendiri adalah nama dari sebuah produk makanan instan, singkatan dari “Soto Jamur Instan” yang berada di bawah lisensi perusahaan PT. TRI RASTRA SUKSES SEJAHTERA BOGOR-INDONESIA. Dengan mengambil tema soto jamur instan, maka jelas produk ini mengutamakan rasa dan tampilan soto pada umumnya sebagai andalan utamanya, soto dalam Sotoji ini sendiri lebih kepada soto bening dengan bahan-bahan lainnya yang menggugah selera, seperti Jamur Tiram dan racikan bumbu rempah-rempah lainnya. Sotoji sendiri bukan menggunakan mie sebagai bahan utamanya, karena Sotoji menggunakan Sohun sebagai pengganti mie, dan dari nilai gizinya sohun sarat akan karbohidrat dan zat tenaga dengan kandungan protein, lemak dan serat kasar yang rendah. Dan kemudian, Jamur yang digunakan sebagai ciri khas/pelengkap Sotoji adalah Jamur Tiram. Jamur tiram atau (Pleurotus ostreatus) nama latinnya, menurut para ahli di bidangnya Jamur Tiram mengandung nutrisi protein yang tinggi, air/mineral, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B, B1, B2, C, D dan vitamin D2, fosfor, besi, dan kalsium. Jamur tiram itu sendiri cocok untuk para pelaku diet karena kandungan seratnya mencapai 7,4 - 24,6. Menurut kutipan dari Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, bahwa Jamur Tiram itu juga mengandung 9 macam asam, yaitu : asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin. Lemak dalam Jamur Tiram pun juga termasuk asam lemak tidak jenuh dan ini aman untuk dikonsumsi oleh penderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) ataupun gangguan metabolism lipid lainnya. Asam lemak jenuh serta adanya zat polisakarida kitin di dalam Jamur Tiram diduga menimbulkan rasa enak.
Promosi Sotoji pada blogger
Untuk mengembangkan sayap perusahaan dan perkembangan produk Sotoji kedepannya, maka pihak perusahaan yang menaungi Sotoji melakukan ide yang cemerlang dengan mengadakan pengenalan produk Sotoji melalui media internet, khususnya blog. Lomba yang ditujukan untuk mereview Sotoji, bisa dari segi rasa, atau segi packaging-nya (kemasannya), dan dari segi penambahan-penambahan lainnya yang tentunya bisa membangun Sotoji ke arah yang lebih baik lagi. Untuk melakukan pengenalan dan promosi produk Sotojiblogger, maka pihak perusahaan melakukan promosi dengan mengirim produk Sotoji secara cuma-cuma alias gratis dengan mengirimkan tiga sample Sotoji ke alamat rumah blogger. Jazakumullahu khairan. Tidak sampai 3 hari setelah melakukan registrasi, pemohon (blogger) akan mendapatkan tiga sample Sotoji, berikut terlampir link registrasinya, kawan bisa klik dibawah ini : kepada
Cara penyajian :
Seperti yang sudah ditampilkan di belakang kemasan Sotoji, cara penyajian Sotoji terhitung amat mudah. Sama seperti produk sejenis (makanan instan), berikut cara penyajiannya :
- Rebus sohun dan jamur tiram goreng kedalam 400 cc (2 gelas) air mendidih selama 2 menit, sambil diaduk-aduk
- Sementara sohun dan jamur direbus, siapkan bumbu, minyak soto dan cabai bubuk kedalam mangkok.
- Campur sohun dan jamur tiram beserta kuahnya kedalam mangkok yang sudah ada bumbunya, aduk hingga rata.
- Soto jamur tiram lezat siap dihidangkan dan dinikmati bersama keluarga anda sebagai lauk pelengkap nasi
Yang perlu dicermati disini adalah bahwa olahan bumbu Sotoji memang terasa sekali alias nikmat, ada rasa gurih soto-nya, asinnya, dan juga sedikit-sedikit bila dikecap oleh lidah, rasa pedasnya pun juga terasa. Olahan bumbu Sotoji kuakui memang jempolan, terbukti bukan aku saja yang berpendapat seperti ini, Bapakku pun sengaja aku hidangkan semangkuk panas Sotoji untuknya. Beruntung sekali aku, bahwasanya aku mendapat Sotoji secara cuma-cuma alias gratis, sudah begitu aku pun mendapat 3 kemasan. Dalam hati “Apa Sotoji tidak rugi ya memberi tiap-tiap blogger 3 kemasan Sotoji, berikut juga dibebankan sendiri biaya untuk pengirimannya (ke rumah-rumah blogger)”. Pikiranku yang sedikit mengawang-awang sambil memakan Sotoji. Sekedar pembuktian saja, apa yang kukatakan tentang rasa bumbu Sotoji yang benar-benar nikmat itu bukan kebohongan belaka untuk menaikkan pamor Sotoji atau lain sebagainya. Bapakku, salah satu chefSotoji mempunyai citarasa tersendiri, sesuatu yang khas, rasa kuah bumbunya enak. CafĂ© Batavia yang sudah malang melintang selama hampir 20 tahun menggeluti pekerjaan itu berpendapat hal yang sama denganku. Beliau merasa, bahwa
Tapi ada satu hal lagi yang perlu dicermati, bahwa Jamur Tiram yang ada di dalam kemasan Sotoji, alias bahan pendamping Sohun cukup terasa agak sulit untuk dikunyah, dikarenakan Jamur Tiram-nya masih agak keras dan kurang lembut, memasaknya selama 2 menit bersamaan dengan Sohun-nya pun dirasa agak kurang untuk membuat Jamur Tiram itu menjadi lembut. Mungkin Jamur Tiramnya dimasak terlebih dahulu dalam kurun waktu 2 menit, dan setelah itu masukkan Sohun-nya. Dengan begitu, akan didapati Jamur Tiram yang sedikit lembut dibandingkan dengan memasaknya bersamaan dengan Sohun. Aku berharap, mungkin kedepannya, pihak-pihak yang berwenang-yang mengurusi produk Sotoji bisa membuat inovasi lagi bagaimana caranya agar Jamur Tiram itu bisa lembut dalam kurun waktu 2 menit, seperti yang ditampilkan pada kemasan belakang Sotoji, cukup memasaknya selama 2 menit.
Berikut foto Sotoji yang telah disajikan di dalam sebuah mangkuk dan sudah siap untuk disantap :
sajian-sotoji
Kritik dan Saran
Minus perizinan :
1. Tidak ada logo SNI dengan kode produknya pada kemasan Sotoji (alias mungkin belum terdaftar). Untuk menambah keyakinan konsumen bahwa produk Sotoji aman dikonsumsi, maka perlu kiranya Sotoji terdaftar di Badan Standar Nasional Indonesia (BSNi), khususnya makanan, setelah terdaftar maka kode registrasinya akan tercantum/dicantumkan di kemasannya.
2. Tidak ada logo BPOM RI MD dengan kode produknya pada kemasan Sotoji (alias mungkin belum terdaftar). Untuk menambah keyakinan konsumen bahwa produk Sotoji aman dikonsumsi, maka perlu kiranya Sotoji terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setelah terdaftar maka kode registrasinya akan tercantum/dicantumkan di kemasannya.
3. Tidak ada kode LPPOM dengan kode produknya di kemasannya (alias mungkin belum terdaftar). Untuk menambah keyakinan konsumen bahwa produk Sotoji aman dikonsumsi, maka perlu kiranya Sotoji terdaftar pada Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan makanan (LPPOM), setelah terdaftar maka kode registrasinya akan tercantum/dicantumkan di kemasannya.
Minus tampilan bungkus kemasannya :
1. Jika bisa tanggal expired-nya (kadaluwarsanya) ditempatkan didepan agar konsumen bisa dengan mudah melihat plus mengecek apakah makanan tersebut bisa untuk dimakan atau tidak. Aku lihat, tanggal kadaluwarsanya ditempatkan dibelakang, di paling bawah pula meskipun di paling bawah tengah-tengah, namun ini seolah seperti bersembunyi. Konsumen yang ‘lelah’ mencari tanggal kadaluwarsa di sebuah produk, ada kemungkinan akan tidak jadi membeli produk tersebut.
2. “Jangan diterima bila kemasan rusak” Nah, tulisan ini tidak aku temukan di bungkus kemasan Sotoji dibandingkan produk sejenis lainnya. Meskipun ini tidak harus, namun tulisan ini bisa meyakinkan konsumen bahwa perusahaan yang memproduksinya sangat melindungi sekali keamanan konsumen.
3. Sotoji hanya mencantumkan penjelasan “Komposisi” secara singkat, dan tidak mencantumkan “Komposisi” yang lebih mendetail lagi agar konsumen tahu/paham “Oh….Sotoji dibuat dari bahan ini”.
Contohnya seperti tidak adanya penjelasan komposisi mengenai vitamin apa yang terkandung, entah itu vitamin A, B1, B2, C, D dan lainnya, atau bumbu penguat rasa dan pewarna makanan mungkin, atau kandunganya seperti zat besi, mineral, asam folat, dan lain sebagainya. Hal semacam ini semestinya dicantumkan jika memang komposisi-komposisi tersebut memang ada, dalam artian digunakan untuk produk Sotoji itu sendiri.
4. Untuk “Pelayanan Konsumen”. Sotoji hanya mencantumkan alamat email yang tertera di belakang kemasannya, tetapi tidak mencantumkan pelayanan konsumen melalui surat-menyurat. Meski kita sama-sama ketahui, sekarang adalah era/masa/zamannya teknologi dan kebanyakan orang sudah menggunakannya. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua orang paham/mengerti secara baik apa itu teknologi internet, dan macamnya. Hal ini berlaku untuk orang-orang yang sudah berumur atau tidak mengenyam pendidikan yang cukup atau tidak mengenal teknologi internet sama sekali. Jika hanya alamat email saja yang dicantumkan, maka otomatis hanya orang-orang yang melek teknologi saja yang akan bisa melaporkan segala keluhan mereka tentang Sotoji. Tapi orang-orang yang awam akan teknologi internet tidak bisa melaporkan segala keluhan-keluhannya dan pada akhirnya banyak konsumen yang pada lari ke produk lain, akibat dari suaranya tidak bisa sampai didengar oleh telinga para bos/pemegang saham/orang-orang yang berwenang dalam menciptakan produk Sotoji ini.
5. Untuk keseluruhan bungkus kemasan Sotoji, aku perhatikan masih banyak space (ruang) kosong. Dalam artian, banyak tulisan atau gambar yang seharusnya bisa diperkecil lagi tapi syaratnya harus juga jelas. Karena semestinya ruang-ruang yang kosong ini digunakan untuk hal-hal kekurangan/kritik serta saran yang mungkin didengarkan oleh pihak-pihak yang berwenang di dalam internal Sotoji.
Minus penyajiannya :
1. Setelah aku telisik lebih jauh lagi, ternyata Sotoji hanya mencantumkan penyajian dengan cara/metode konvensional/biasa. Dalam artian konvensional/biasa disini adalah memasak/merebus dengan panci di kompor/kompor gas, namun tidak menjelaskan cara penyajian dengan cara modern alias cara yang mungkin tidak banyak dilakukan oleh kebanyakan orang, namun ini juga penting sebagai tambahan. Mungkin, cara ini dilakukan oleh sedikit orang yang perekonomiannya menengah keatas. Yaitu cara penyajian dengan alat pemanas Microwave. Jika produk Sotoji sasarannya untuk semua orang alias semua kalangan, seharusnya Sotoji juga mencantumkan cara tersebut.
Minus harga per kemasan/per bungkus :
1. Jika aku tidak salah, harga Sotoji per bungkus kemasannya adalah seharga Rp. 3.500. dan Per dus-nya dengan isi 20 buah adalah seharga Rp. 60.000. Namun untuk harga tingkat pengecer dan penjual terakhir belum jelas harganya berapa. Apakah Rp. 3.500 itu harga untuk tingkat penjual terakhir ?. Siapa tahu ini berguna untuk toko-toko yang ingin menjual produk Sotoji.
2. Dan kemudian, jika dibandingkan dengan harga produk makanan instan sejenis lainnya dengan nama besarnya. Disini Sotoji kalah telak, kenapa ?. Karena jika memang harga per bungkus kemasan Sotoji itu Rp. 3500, maka akan terasa mahal untuk orang-orang yang perekonomiannya menengah kebawah, sekedar pembanding produk makanan instan lainnya yang dijual dipasaran/toko/warung maksimal hanya mencapai angka Rp. 1500. Untuk produksi, meskipun bahan Jamur atau bahan produksi lainnya dirasa tinggi oleh perusahaan, dan dirasa harga Sotoji per kemasan Rp. 3500 itu cukup berimbang, namun jika dilihat dari aspek harga bersaing dengan produk sejenis, semestinya pihak yang berwenang mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan harga (dibawah harga Rp.3500). Jadi secara garis besarnya adalah Sotoji rasanya perlu menurunkan harga agar bisa bersaing dengan produk makanan instan sejenisnya, dan juga agar bisa terjangkau oleh masyarakat dengan perekonomian kebawah. Rp. 3500, bukan tidak terjangkau, tapi lebih kepada harga yang ditawarkan belum merakyat. Ini akan menjadi sebuah kemunduran tersendiri bagi Sotoji, alias mungkin tidak bisa bertahan lama di pasaran. Mereka (konsumen) akan berpikir :
“Dengan uang Rp. 3500, lebih baik saya membeli makanan yang lebih mengenyangkan (dalam artian makanan pokok : nasi), atau malah membeli mie ayam pangsit, atau bakso dengan hanya menambahkan sekian rupiah saja.”
Sekedar ilustrasi harga pembanding Sotoji dengan makanan instan sejenisnya adalah sebagai berikut :
Di tingkat pengecer harga In**mi* Rp 1300–Rp1.350 per bungkus dengan maksimal harga di tingkat penjual terakhir adalah Rp. 1500. Harga In**mi* baik rebus maupun goreng berbagai rasa adalah Rp50.000 per dus isi 40 bungkus.
Plus kemasan :
1. Tampilan font tulisan yang digunakan cukup berkarakter dan tidak terfokus pada font yang baku. Ini terlihat pada tulisan
SOTOJI soto jamur instan”
2. Plastik yang membungkus kemasan produk Sotoji tebal, dan itu baik./bagus, kenapa ?. Karena plastik yang digunakan adalah berbahan dasar Polipropilen/Polypropylene. Polipropilen adalah salah satu jenis plastik yang sangat baik bagi tubuh manusia. Plastik ini memiliki satu kelebihan yaitu mampu menahan kimia meski dipanaskan dalam suhu tinggi (antara suhu°800 dan suhu °999) inilah rekor terbaik bagi seluruh plastik. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, dan terlihat mengkilap. Polipropilen adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman. Bungkus kemasan plastik Sotoji menggunakan kode recycle 5. Lihat foto dibawah :
recycle-5

Apa itu kode recycle 5 ?. Adalah kode yang dimulai dari 1-7 dengan urutan seperti ini :
1. PET atau PETE (polyethylene terephthalate)
2. HDPE (high density polyethylene)
3. V (Vinyl) atau PVC
4. LDPE (low density polyethylene)
5. PP (polypropylene)
6. PS (polystyrene)
7. Miscellaneous
Aku tidak akan membahas apa itu recycle 1-7 secara panjang lebar, namun secara garis besarnya adalah kemasan plastik Sotoji recycle 5 bisa didaur ulang, bersahabat dengan lingkungan, dan menjaga keamanan makanan dan minuman didalamnya. Perlu diketahui recycle 1-7 adalah sebuah tingkatan yang dimana urutan nomor 7 adalah bahan plastik paling baik. Bukan berarti nomor tingkatan 1 tidak baik, semua (1-7) baik, namun sekali lagi tingkatan nomor 7 adalah yang paling baik.
Plus waktu penyajian :
1. Jika produk lain menyajikan dengan memasak/merebus isi produknya selama 3 menit, tapi Sotoji bisa lebih cepat 1 menit. Disinilah salah satu letak keunggulannya karena kebanyakkan orang ingin makanan cepat sajinya (instan food) cepat matang, hal ini jika dikondisikan dengan keadaan yang mendesak, entah dalam keadaan lapar sekali, dan keadaan lainnya.
Plus peluang pasar :
1. Untuk makanan instan sendiri, Sotoji seperti mendobrak pasar, membuat ‘kegaduhan’, dalam artian ternyata ada juga lho produk yang bahan utamanya bukan berdasarkan dari tepung melainkan dari pati. Mungkin sebelumnya sudah ada makanan instan yang terbuat dari pati, tapi belum terlalu meledak di pasaran, dan mungkin Sotoji yang akan menggantikannya untuk bisa meledak di pasaran.  Pati itu adalah sejenis yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan, misalkan saja pati yang bisa dijadikan bahan baku adalah pati kacang hijau, umbi (kentang, ubi jalar, tapioka), sagu, aren, dan midro (ganyong). Di Indonesia sendiri pada umumnya sohun dibuat dari bahan dasar pati sagu atau aren dan midro sebagai campuran. Sohun hampir tidak memiliki rasa, namun menyerap kaldu dan rasa bahan-bahan lain yang dimasak bersamanya. Jika ditinjau dari nilai gizinya, sohun sarat akan karbohidrat dan zat tenaga dengan kandungan protein, lemak dan serat kasar yang rendah. Sohun berbeda dari bihun lho, karena bihun bahan utamanya itu tepung beras dan bukan pati. Jadi jangan salah ya membedakan antara sohun dan bihun.
2. Dan kemudian, Sotoji mengangkat soto sebagai jenis produknya. Nah, ini lah kelebihannya yang lain. Produk Sotoji itu khas atau berbeda dengan yang lain. Mungkin, sudah banyak makanan instan yang bertemakan rasa soto, namun bahan utamanya lebih kepada mie (yang dibuat dari tepung). Disini Sotoji memadu padankan soto itu dengan komposisi idealnya, yaitu dengan sohun (yang dibuat dari pati). Terlebih lagi dengan cirri khas lainnya yaitu Jamur Tiram yang syarat akan kesehatan/vitamin yang dikandungnya. Satu lagi, bumbu-bumbu rempahnya juga sangat pas sekali, enak, dan bisa dijadikan teman untuk bahan pokok makanan kita, yaitu nasi.
Kesimpulan
- Sotoji sangat ideal jika disajikan dengan nasi, dengan itu kawan bisa menyantapnya di saat sarapan pagi, santap siang atau malam
- Sotoji mempunyai cita rasa khas dengan bumbunya yang enak
- Sotoji perlu kiranya memperbaiki lagi hal-hal yang perlu kiranya ditambah/dibuat/diciptakan ulang lagi
- Sotoji kuyakin akan meledak dipasaran jika harganya bisa bersaing dengan produk sejenis, plus dengan penambahan kekurangan sana-sini
- Satu hal lagi, Sotoji perlu kiranya membuat berbagai macam rasa selain rasa soto, ini guna memperoleh tempat (selera/kesukaan) di hati banyak orang. Dan kalau bisa mengutamakan rasa yang menggambarkan suatu makanan khas daerah Indonesia.
Baiklah, begitu saja ulasanku mengenai makanan instan Sotoji (Soto Jamur Instan), Sotoji kurekomendasikan sekali untuk disantap dengan ditemani nasi ataupun lauk pauk lainnya, seperti telor, dan lainnya, karena rasa Sotoji itu sangat nikmat dan pas rasanya.

Artikel ini diikut sertakan dalam lomba blog Sotoji

6:40 AM | 0 comments | Read More